Selasa, 03 Mei 2011

AFTER OPENING...

Ini bukan fiksi, bukan juga dongeng. Ini adalah realita. Sebuah perjalanan  8 jam yang tampaknya biasa saja tapi justru akan menjadi luar biasa ketika dirangkum dalam sebuah cerita sederhana. Mungkin bukan untuk saya, bukan juga untuk anda, tetapi untuk orang lain-entah siapa-yang memang merasa cerita ini luar biasa… :D. Hheaah daritadi saya bicara apa-an ya  --a.

Seperti yang pernah saya utarakan sebelumnya, saya adalah anak rantauan dari Jogja ke Malang hanya untuk mencari secuil ilmu di salah satu universitas negeri di kota apel ini. Mungkin banyak yang bertanya "Emang di Jogja gak ada kampus ya?" well well sudah berapa kali ya seya dapat pertanyaan seperti itu. Dan masih sama dengan jawaban-jawaban saya sebelumnya, "Bosen di Jogja". Bo'ong! yap benar, saya berbohong kalau saya bilang bosan di Jogja. Yang benar adalah saya bosan ditanya seperti itu --". Awal-awalnya sih saya tanggapi seperti ini, "Memang salah ya kalau kuliah di Malang?" atau terkadang, "Hehee dapat wangsitnya di Malang.". Tapi lama kelamaan saya capek juga terus-terusan ditanya dan ditanya. Maka jawaban 'bosan di Jogja' saya jadikan alasan agar orang yang bertanya berhenti TANYA saat itu juga.
I always believe that my God have a plan for people. Each man has each destiny, yap saya pernah dapat kata-kata itu dari mimpi yang saya alami sekitar beberapa tahun yang lalu. Mimpi yang aneh memang =.='
Saya pun percaya Tuhan sudah memberi takdir pada saya untuk datang ke Malang. Meskipun sampai sekarang saya sendiri belum tahu apa takdir itu. Karena sampai detik ini, saya masih belum bisa menemukan 'chemistry' dengan kota Malang.

Oke, back to the road. Sudah lupa sih kapan ya saya pertama kali menginjakkan kaki ke Malang? Meski lupa waktunya secara pasti, tapi kenangan yang tersimpan di memori kepala saya masih akan terus dan selalu saya ingat. Alasan utamanya adalah karena waktu itu menjadi waktu terlama saya berduaan dengan my lovely father ^_^. Yap, saya hanya berdua dengan ayah berangkat dari Jogja menuju Malang. Dengan modal mobil pribadi, uang saku, dan peta, berangkatlah kami memulai sebuah perjalanan yang bisa dibilang 'tak pasti' kenapa?? karena ternyata ayah saya hanya bermodal nekat pergi ke Malang alias tidak tahu menahu jalan ke arah Malang. OMGee, kaget? sudah pasti saya kaget. Takut?? sedikit sih takut nyasar. Tapi beruntung saya percaya bahwa ayah saya adalah ayah terhebat di dunia *tentunya untuk saya dan saudara saya*, karena itu di sepanjang perjalanan saya tidak mengkhawatirkan tentang sasar-menyasar. Yang saya khawatirkan cuman satu, "Ntar di jalan kehabisan duit and gak nemu atm gimana ya? makan apa ini??" ya ya ya, saya memikirkan perut saya yang mulai terlihat memelas karena waktu itu sekitar pukul 2 siang, saya dan ayah belum makan siang. Bukan karena gak ada uang juga sih, tapi karena di sepanjang jalan, yang saya lihat hanya hutan dan sawah-sawah. Kalaupun ada warung, yaa warung-warungan alias bukan warung beneran alias warung kosong aliaaass... ya gitu lah pokoknya, susah diungkapkan ke bentuk tulisan *coba kalau waktu itu saya punya insting cepat untuk motret ya*
Di perjalanan pertama saya ke Malang memang tidak terlalu banyak cerita khusus yang bisa membuat pembaca berkaca-kaca matanya, atau juga tertawa terpingkal-pingkal. Selain kurangnya bakat melawak saya, juga karena selama perjalanan waktu itu saya tidak terlalu memperhatikan jalan-jalan sekitar. Tapi ada satu hal yang bisa saya dapat di sini. Hal yang sangat besar dan berarti untuk saya.... bahwa saya tahu, ayah saya *dan mungkin ayah-ayah kalian juga* tidak akan pernah membiarkan anaknya sendirian makan..lhoh?? bukan bukan, maksud saya, ayah kita tidak akan pernah membiarkan anaknya dalam kesulitan. Ayah akan berusaha menjadi orang pertama yang berada di sisi kita ketika kita sedang jatuh. Ayah yang juga selalu menyelipkan kita di dalam doanya. Dan ayah, yang akan terus mengingatkan kita ketika kita dalam sebuah jalan yang salah.
Beside my mother that i always love, there's my father too... 

#The first i learn in my road story is about father :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar