Kamis, 19 Mei 2011

BEAUTIFUL IS....

#Memang bukanlah cerita yang saya dapat dari suatu perjalanan saya, hanya ingin menyalurkan apa yang baru-baru saja menjadi perdebatan di hati dan otak saya,
*I write this in Maplevizoeinginpulang.wordpress.com  first. (my another blog

Indah.. cantik.. manis.. anggun.. apa lagi ya kata yang bisa kita ungkapkan ketika melihat seseorang dengan paras rupawan (dalam hal ini khususnya wanita). Sebenarnya apa kriteria dari cantik itu?? Kalau sebagian besar wanita bilang 'tampan itu relatif' maka bisa jadi pula cantik itu relatif. Tapi se-relatif pendapat orang mengenai cantik, tetap ada hal yang mem-faktori kata cantik tersebut. Langsing, putih, mancung, rambut panjang, tinggi, feminim, masih ada lagi?
Gak muna deh kalau kita tertarik dengan seseorang diawali dari ketertarikan fisiknya, betul?? Atau yaa, okelah buat yang matre biasanya mereka juga tertarik ama duitnya dulu (jadi inget kata-kata teman saya, "Pacaran kan sama orangnya bukan sama isi dompetnya!" hahaha setuju sekali!coba kalau saat itu ada cewek/cowok matre yang denger, apa gak sakit hati tuh :P)
Saya sendiri sering bertanya dalam hati, "Siapa ya yang menciptakan kata cantik atau pretty atau belle atau yeppeo de el el yang intinya cantik?" hayoo siapa, ngaku sekarang juga?! Nanti saya kasih es krim dehh yang penting gak ada lagi kata cantik! Kenapa saya harus sensi sama kata itu? Kenapa? Karena saya pernah berandai-andai, seandainya nih gak ada kata cantik, mungkin juga gak ada kata jelek...
Apa diantara kalian ada yang gak pernah merasa jelek atau kurang sesuatu?? Kalau ada, menurut saya, dia perlu dibawa ke psikologi karena mungkin mengidap phobia jelek. Gak muna juga lah kalau kita pernah dan pasti pernah merasa jelek. Biasanya perasaan itu muncul ketika kita dalam keadaan down dan teman kita mengejek kekurangan yang kita miliki (padahal maksudnya bercanda). Saya sendiri pernah kok (malah sering mungkin), tanpa rasa gengsi (karena rasanya gengsi saya sudah habis laku terjual) saya akan cerita sedikit.
Dirangkum aja sih,
Dulu waktu SMP salah satu teman laki-laki yang sebenarnya saya anggap musuh sering memanggil saya 'MELON', kedengarannya sih bagus ya, melon kan hijau seger, manis, banyak yang suka... padahaaal maksud dia manggil saya melon itu karena kepala saya bulett -.-" , ketawa ya? iya gapapa udah biasa diketawain kok saya =.=". Gak cuman itu, pas SMA juga saya dipanggil 'GENDUT' ama salah satu temen saya yang lagi-lagi notabene seorang cowok. Eee ternyata kuliah ini ada lagi yang manggil saya 'PESEK' ada juga yang ngejek saya 'KAKINYA GEDE' dan bla bla bla masih banyak lah pokoknya.
Sakit hati?? jelas dong, tapi cuman awalnya dan Alhamdulillah saya dikaruniai jiwa yang besar (apa karena efek dari kaki yang besar ya? -.-a) jadi kesakitan hati saya gak berlama-lama dan niat balas dendam sirna sudah, ohhoo. Yang saya terheran-heran dan kebingungan, semua kata-kata menyakitkan yang dilontarkan ke saya itu berasal dari mulut cowok! Apa iya, cowok itu selalu melihat wanita dari fisiknya.. ckckckck.. Nah kan, langsung deh saya buat asumsi waktu itu.. "Cowok pingin punya cewek yang fisiknya lebih bagus dari dia (buat memperbaiki keturunan alasannya : BASI)". Asumsi itu muncul ketika tiba-tiba sekelebat memori gak penting saya datang dari otak sebelah bawah (mana ada coba?! -.-") ; memorinya itu bener-bener gak penting ; saya sering lihat cowok yang menurut saya fisiknya gak terlalu oke pacaran sama cewek yang menurut saya cantik. Yang salah yang mana tuh? ceweknya? atau cowoknya? okelah kalau dalam hal ini baiknya cinta gak perlu diikut-campurkan.
Sekarang saya tanya lagi ; .kenapa kalau badan hitam sering dibilang jelek? .kenapa yang hidungnya pesek dikatain lebih jelek dari yang mancung? .kenapa juga yang gemuk jarang dibilang cantik ketimbang yang langsing?
Padahal semua bentuk yang ada di tubuh kita kan cipta-an Tuhan, betul?
Jadi kalau ada salah satu diantara kita yang masih suka mencela kekurangan fisik orang lain itu sama saja kita mencela Tuhan. Itu saja yang kita jadikan motivasi agar tidak mencela kelemahan orang lain dengan tujuan selain bercanda, oke? Saya pun berusaha untuk tidak lagi mencela kelemahan orang lain, karena seburuk-buruknya orang lain, belum tentu kita yang lebih baik daripada orang tersebut :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar